Paripurna Kenegaraan Anggota Dewan Sepi

Paripurna Kenegaraan Anggota Dewan Sepi

\"DENDI BENGKULU, BE - Hari-hari menjelang masa jabatannya berakhir, anggota DPRD Provinsi Bengkulu semakin malas masuk kantor.  Hal ini terlihat saat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Bengkulu dengan agenda Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam Rangka Memperingati HUT RI ke-69 yang digelar pukul 09.00 WIB dan Paripurna Istimewa dengan agenda Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam Rangka Menyampaikan Pengantar atau Keterangan Pemerintah atas RUU APBN Tahun Anggaran 2015 serta Nota Keuangannya melalui siaran televisi yang digelar pukul 14.30 WIB, kemarin. Dalam dua paripurna istimewa tersebut, diwarnai dengan banyaknya kursi anggota dewan yang kosong. Pada paripurna yang pertama, jumlah anggota dewan yang hadir hanya 23 orang, selanjutnya paripurna kedua dihadiri 21 anggota dewan. Padahal jumlah anggota DPRD Provinsi Bengkulu mencapai 45 orang. Adapun anggota dewan yang tidak hadir pada paripurna yang pertama adalah Wakil Ketua I Ahmad Zarkasi, Ketua Fraksi PAN Drs Gustianto, Ketua Fraksi Raflesia Bersatu Aank Junaidi, Wakil Ketua Komisi III Khairul Anwar BSc dan Ketua Fraksi Demokrat Ir Muharamin. Selain itu juga terdapat sejumlah anggota dewan lainnya, seperti Syafrianto Daud, H Suharudin H Derus, Budi Darmawansyah, Edhi Ismawan, M Sis Rahman, Fatrolazi, Afrizon Joni, Oktoberto, Rahimandani, Herliardo, Yennita Fitriani, Gustami, Intan Zoraya, Herry Alfian, dan Inzani Muhammad. Salah seorang anggota dewan, Muslihan DS mengungkapkan banyaknya anggota dewan yang tidak hadir tersebut kemungkinan disebabkan sedang istirahat karena kelelahan membahas APBD-P hingga malam. \"Saya rasa bukan karena sengaja tidak mau datang, tapi karena faktor kelelahan atau karena ada urusan lainnya,\" ujarnya. Sementara dari Pemprov sendiri hadir Gubernur H Junaidi Hamsyah, Wakil Gubernur Sultan B Najamuddin, Plt Sekda Drs H Sumardi MM dan sejumlah kepala biro, badan dan dinas lainnya. Dalam rapat yang dipimpin Ketua DPRD Kurnia Utama SSos MSi itu mendengarkan pidato Presiden SBY tentang capaian pembangunan dan tantangan yang hadapi bangsa di Indonesia ini ke depan. Menurutnya, sederet prestasi dan capaian pembangunan telah dicapai diera kepemimpinannya, namun tantangan terbesar yang menjadi pekerjaan rumah presiden terpilih adalah masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia ini. \"Tantangan terbesar yang dihadapi bangsa ini adalah memberantas kemiskinan. Karenanya pemerintah telah membuat sejumlah program untuk memutuskan mata rantai kemiskinan itu, seperti membuat program pemberdayaan masyarakat salah satunya PNPM, KUR, serta program lainnya. Dan kita ingin program tersebut dilanjutkan pada masa mendatang,\" ungkapnya. Ia menjelaskan, diawal masa kepemimpinannya tahun 2004, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 4,5 juta orang, akhirnya masa jabatannya periode keduanya angka kemiskinan masih cukup tinggi, yakni 2,9 juta orang lagi. \"Kita tengah menggalakkan Pengembangan SDM melalui Program Keluarga Harapan (PKH), memberikan beasiswa hingga S3 yang tujuannnya juga untuk mengentaskan kemiskinan itu,\" ujarnya. (400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: